Sabtu, 13 Juni 2009

The Queen's Classroom


Dorama yang satu ini sangatlah patut ditonton oleh seluruh kalangan masyarakat karena pesan moral yang disampaikannya sangat mengena di dunia pendidikan saat ini.
The Queen's Classroom merupakan sebuah drama jepang yang berkisah tentang kehidupan anak sekolah dasar yang memiliki wali kelas seperti devil...

Akutsu Maya (Amami Yuki) yang ditunjuk sebagai wali kelas dari kelas 6-3 merupakan guru baru di sekolah dasar tersebut. Saat pertama kali memasuki kelas, Maya langsung memberikan test kepada murid-muridnya dan mengatakan bahwa murid yang mendapat nilai terendah akan melakukan berbagai tugas seperti membersihkan kelas, menyiapkan makanan bagi teman-temannya, dan membersihkan toilet. Kazumi Kanda (Shida Mirai) mendapatkan nilai terendah karena semua alat tulisnya tidak dapat digunakan saat test tersebut. selain Kazumi, ada seorang bocah laki-laki yang juga mendapat nilai terendah bernama Manabe Yusuke (Matsukawa Naruki). mereka berdua harus melakukan berbagai tugas yang dilimpahkan kepada mereka.
Disinilah cerita bermula, Maya memperkenalkan cara mengajar yang tidak biasa dan kontroversial. Maya tidak memperbolehkan muridnya untuk pergi ke toilet saat jam pelajaran berlangsung, Maya akan mengucilkan anak-anak yang menentang peraturannya walaupun anak itu merupakan anak tercerdas di kelas seperti Shindo Hikaru (Fukuda Mayuko). Dalam dorama ini berbagai persoalan muncul ke permukaan. Rasa iri, rasa benci dan kekecewaan disuguhkan dengan begitu nyata dan sangat mencerminkan kehidupan anak sekolahan pada umumnya.

Dorama ini mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih bertanggungjawab kepada kehidupan mereka. Maya memberikan fakta tentang kehidupan kepada murid-muridnya. Mengajarkan kepada semua orang bahwa belajar bukanlah hal yang dilakukan hanya demi nilai yang bagus, mendapat pekerjaan yang baik. Namun, belajar merupakan keinginan dari setiap manusia dan harus terus dilakukan walaupun kita sudah menjadi orang sukses. Dan satu hal yang paling penting adalah tidak ada mata pelajaran yang tidak penting. Dewasa ini, banyak murid yang begitu terfokus pada satu bidang mata pelajaran dan menganggap bahwa pelajaran lain tidak berarti bagi terwujudnya cita-cita mereka. Tentu saja kita harus memiliki cita-cita dan berjuang untuk mewujudkannya. Namun, kita juga harus memikirkan masa depan kita ketika cita-cita itu sudah tidak bisa kita lakukan karena kita semakin tua. Disinilah kita harus memiliki keterampilan lain selain cita-cita kita demi kelangsungan hidup kita.

Selain itu, dorama ini juga mengajarkan bahwa tidaklah patut kita melakukan sesuatu hanya demi mendapat pujian dari orang lain. Apapun yang dilakukan hanya untuk mendapatkan pujian tidak akan bertahan lama. Dan juga, menjadi seorang guru bukanlah hal yang diremehkan. Menjadi guru bukan hanya untuk berteman dengan murid-muridnya, namun menjadi orang yang bisa memberikan contoh dan mempersiapkan para muridnya untuk menghadapi dunia nyata.

Dorama ini begitu merefleksikan kehidupan murid-murid sekolahan, guru, dan juga orangtua. Sehingga dorama ini sangat cocok ditonton oleh masyarakat.

kayaknya pemerintah juga patut nonton deh, supaya pemerintah bisa memperbaiki sistem pendidikan Indonesia yang sudah kacau balau seperti sekarang ini. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar